Industri film horor Indonesia kembali kedatangan pesaing baru yang siap mengguncang layar lebar menjelang akhir tahun, yaitu RIBA, film debut dari Verona Films yang langsung mencuri perhatian publik bahkan sebelum rilis.
Bagaimana tidak? Film ini diadaptasi dari thread viral X (Twitter) karya @mitologue, yang berhasil menembus 3,9 juta pembaca dan mendulang lebih dari 20 ribu likes.
Thread tersebut mengangkat cerita pesugihan, jeratan utang, dan teror supranatural yang sangat dekat dengan realita masyarakat Indonesia.
Baca Juga
Kini, cerita viral itu dibawa ke layar lebar oleh produser Titin Suryani dan sutradara muda Adhe Dharmastriya, yang dikenal berani mengangkat kisah gelap dengan sentuhan emosional.
Dan untuk semakin memperluas jangkauan penonton, judul awalnya, Getih Anak, diganti menjadi RIBA, sebuah judul yang lebih relevan, familiar, dan memiliki makna spiritual yang dalam.
Mengapa Judulnya Diubah dari Getih Anak Menjadi Riba?
Keputusan mengganti judul bukan sekadar strategi marketing. Ada beberapa alasan kuat yang melatarbelakanginya:
1. Judul “Getih Anak” Terlalu Eksplisit
Judul tersebut dinilai terlalu vulgar dan dapat menimbulkan salah persepsi bahwa film ini semata-mata menonjolkan unsur gore atau sadisme. Padahal, inti ceritanya jauh lebih luas dan mendalam.
2. “Riba” Lebih Relatable Bagi Penonton Indonesia
Istilah riba identik dengan praktik utang-piutang, bunga berlipat, dan keserakahan yang berujung pada kehancuran moral. Kata ini sangat dekat dengan realita sosial dan spiritual masyarakat Indonesia.
3. Fokus Film Bukan Jumpscare, Tapi Horor Spiritual
Dengan judul Riba, film ini menegaskan bahwa teror sejatinya bukan hanya datang dari iblis pesugihan, tetapi dari keputusan manusia yang salah ketika berada di titik putus asa.
Keputusan pergantian judul ini pun membantu film meraih perhatian yang lebih luas dari pecinta horor maupun penonton umum.
Sinopsis Film Horor RIBA
Film RIBA berfokus pada perjalanan gelap seorang petani tembakau bernama Sugi (diperankan dengan kuat oleh Ibrahim Risyad), yang hidupnya berubah secara drastis setelah mengambil jalan pintas demi menyelamatkan keluarganya.
Sugi, Ayah Sederhana yang Dihantam Kenyataan Pahit
Sugi digambarkan sebagai sosok pekerja keras, tulus, dan penuh tanggung jawab. Namun nasib buruk menimpa ketika panen tembakau gagal total. Hasil kerja berbulan-bulan hancur tanpa sisa, meninggalkan keluarganya dalam krisis ekonomi.
Dalam kondisi terpojok dan frustasi, Sugi meminjam uang dari seorang juragan kejam, (Andre Geovano). Bukannya menenangkan keadaan, utang tersebut justru membuka lembaran baru penderitaan.
Teror dari Manusia Sebelum Teror dari Gaib
Juragan mulai memeras dan mengintimidasi keluarga Sugi. Istrinya, Rohmah (Fanny Ghassani), mengalami kekerasan fisik.
Ibu mertuanya, Lastri (Jajang C. Noor), dihina dan direndahkan. Sementara putri bungsunya, Bening (Emilat Morshedi), hampir dijadikan jaminan utang.
Sugi yang awalnya sabar mulai berada di titik puncak. Tekanan demi tekanan membuat pikirannya gelap.
Pesugihan Getih Anak: Jalan Pintas yang Menghancurkan
Dalam keadaan putus asa, sahabat lamanya Muji (Wafda Saifan) datang membawa tawaran “jalan keluar”.
Ia memperkenalkan Sugi pada sebuah ritual pesugihan kuno: Getih Anak – ritual yang meminta tumbal darah anak kandung sebagai syarat mendapatkan kekayaan instan.
Sugi menolak keras pada awalnya. Namun rasa takut kehilangan seluruh keluarganya membuat emosinya goyah. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk menjalani ritual tersebut.
Ritual yang Berakhir Gagal dan Berbalik Menjadi Kutukan
Sugi menemui Mbah Darso (Pritt Timothy), dukun yang dikenal ahli pesugihan. Ritual mencekam dimulai. Target tumbalnya adalah Dimas (Kevin Danu), anak sulungnya yang sering sakit-sakitan.
Namun di tengah ritual, Sugi mendengar suara teriakan Bening, anak bungsunya. Panik, ia menghentikan ritual dan melarikan diri pulang.
Ia mengira dengan membatalkan ritual, semuanya selesai. Namun ia salah besar.
Keajaiban Palsu: Nikmat yang Menyesatkan
Tak lama setelah ritual gagal itu, hidup Sugi berubah secara misterius:
- panen kembali melimpah,
- utang terlunasi,
- ekonomi keluarga stabil,
- masyarakat kembali menghormatinya.
Namun itu hanyalah fase awal dari teror. Dari balik tembok rumahnya, sesuatu mulai mengintai. Suara langkah, bisikan, bayangan hitam, hingga mimpi buruk anak-anaknya mulai muncul.
Iblis pesugihan telah terlanjur menandai keluarganya.
Teror Iblis Pesugihan Mulai Menelan Kebahagiaan
Teror gaib meningkat dari hari ke hari. Sugi seperti berjalan di antara dua dunia – dunia nyata yang tampak bahagia dan dunia gelap yang menuntut bayaran.
Tak tahan lagi, Sugi memohon pertolongan dari seorang ustaz, (Deden Bagaskara), yang mencoba memutus ikatan gaib tersebut. Namun semakin mereka melawan, semakin besar kekuatan yang menyerang.
Pada akhirnya, Sugi dipaksa menghadapi dua hal:
- iblis yang datang menagih tumbal, dan
- dosanya sendiri yang tak bisa dihapuskan begitu saja.
Pemeran Lengkap Film Riba
Berikut deretan aktor yang memperkuat film ini:
- Ibrahim Irsyad sebagai Sugi
- Fanny Ghassani sebagai Rohmah
- Wafda Saifan sebagai Muji
- Jajang C. Noer sebagai Lastri
- Emilat Morshedi sebagai Bening
- Kevin Danu sebagai Dimas
- Andre Geovano sebagai Juragan
- Pritt Timothy sebagai Mbah Darso
- Deden Bagaskara sebagai Ustaz
Kombinasi aktor senior dan talenta muda menjanjikan performa akting yang intens dan emosional.
Kapan Film Riba Tayang?
Film RIBA dijadwalkan tayang serentak di seluruh Indonesia pada: 4 Desember 2025
Dengan tema yang kuat, atmosfer yang mencekam, dan adaptasi dari cerita viral yang sangat populer, film ini diprediksi menjadi salah satu film horor lokal paling heboh di akhir 2025.
Mengapa Riba Wajib Masuk Daftar Tonton?
Ada beberapa alasan mengapa film ini menjadi sorotan besar:
Diadaptasi dari thread viral X yang sangat populer
Cerita yang sudah terbukti memikat jutaan pembaca.
Mengangkat isu sosial & spiritual
Tentang utang, keserakahan, putus asa, dan konsekuensi tindakan.
Horor yang tidak hanya menakutkan, tapi juga emosional
Bukan sekadar jumpscare, tapi horor moral dan psikologis.
Cast kuat dan atmosfer lokal yang kental
Membuat cerita terasa dekat dan relevan bagi penonton Indonesia.
RIBA bukan sekadar film horor tentang pesugihan. Ia adalah cerita tentang manusia yang kalah oleh keadaan, tentang godaan jalan pintas, dan tentang dosa yang selalu menagih balasan.
Dengan tema yang mendalam, sinematografi gelap yang menjanjikan, dan adaptasi dari kisah viral yang sudah sangat populer, film ini siap menjadi perbincangan hangat akhir tahun.
Siap-siap, karena pada 4 Desember 2025, kengerian spiritual akan menghampiri layar bioskop Indonesia.
